Angin berhembus kencang malam ini. Perempuan itu
menarik rapat resleting jaketnya, mencoba menghalau hawa dingin yang menusuk
tulang. Duduk sendirian di taman dekat kafe yang dulu sering ia singgahi bersama seseorang. Ah, ya, laki-laki itu. Laki-laki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Laki-laki bermata biru memesona.
Kenangan-kenangan kecil tentang mereka berdua mulai berkelebat dikepalanya. Ia mengenang bagaimana cara laki-laki itu tersenyum, bagaimana hangatnya genggaman tangan laki-laki itu, bagaimana kokohnya bahu tempat ia menumpahkan semua tangisan. Kenangan. Semua itu hanya tinggal kenangan.
Sudah hampir tengah malam sekarang. Ia melihat ke arah kafe dan menghela napas dalam, menahan sakit yang selalu ia rasakan didalam hatinya
yang hancur menjadi serpihan-serpihan kecil. Lagi-lagi ada sosok itu.
Setiap malam perempuan itu sengaja datang, duduk di tempat yang sama, hanya untuk memandangi laki-laki yang selalu ada di sudut hatinya, menunggu, dan berharap laki-laki itu akan datang menghampirinya. Tetapi harapan itu hanyalah harapan semu semata. Hampir setiap malam itu pula, ia melihat laki-laki itu bersama sosok yang lain. Bukan, tentu bukan dirinya. Sosok lain penghuni hati laki-laki itu, sosok baru yang menggantikan tempatnya di hati laki-laki itu.
Sudahlah, segalanya telah berakhir. Seseorang yang ia cintai sepenuh
hati, sepenuh jiwa telah pergi dari hidupnya. Perempuan itu kemudian berdiri, menegakkan
kepalanya, menguatkan hati lalu kemudian berjalan tanpa pernah menengok ke belakang lagi. Membiarkan kepingan-kepingan kenangannya terbang bersama angin yang berhembus kencang malam ini.
Gambar dari sini. |
whoaaa.. bagus lhoa fan.. diksinya bagus, mengalir gitu.. terus lembut juga :3 *apaan sih
ReplyDelete*plakk
masih bagusan tulisanmu ukh :3
ReplyDeletemakasih yaa, masih belajar ini :D